Untuk yang kedua kalinya, ITM kembali meraih penghargaan tertinggi Platinum Rank pada ajang pemeringkatan laporan keberlanjutan tingkat Asia (Asia Sustainability Reporting Rating/ASRRAT) 2024 yang diselenggarakan oleh National Centre for Corporate Reporting (NCCR).
Malam Penganugerahan ASRRAT 2024 di Jakarta pada 21 November 2024. ITM meraih peringkat Platinum Rank karena mendapatkan skor di atas 93 dari skala 100 untuk penilaian yang dilakukan terhadap Laporan Keberlanjutan. Perseroan telah berpartisipasi aktif dalam ajang ini sejak 2017.
Penyelenggaraan ASRRAT 2024 memasuki tahun ke-20 dan mengusung tema Enhanced Transparancy and Accountability for Sustainable Business. Ajang ASRRAT 2024 diikuti oleh 70 organisasi dari sektor swasta dan publik, termasuk insitutusi pendidikan tinggi. Terdapat 11 perusahaan yang menerima penghargaan kategori Platinum Rank.
Direktur Utama ITM, Bapak Mulianto, yang hadir menerima trofi ASRRAT 2024 menyampaikan, penghargaan ini menjadi motivasi bagi ITM untuk terus mengambil langkah konkret dalam memitigasi aspek lingkungan, sosial dengan tata kelola yang baik, guna memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
“Laporan Keberlanjutan menjadi perangkat penting untuk mengukur kinerja ESG, serta menjadi bagian dari upaya ITM untuk mengedepankan prinsip transparansi dan akuntabilitas kepada pemangku kepentingan,” ujar Bapak Mulianto.
Ketua NCCR, Ali Darwin, mengatakan dalam penyelenggaraan ASRRAT yang telah berjalan dua dekade, NCCR menghasilkan lebih dari 3.400 praktisi keberlanjutan, pemegang sertifikat Certified Sustainability Reporting Specialist (CSRS) yang tersebar di Asia Tenggara.
Menurut penelitian KPMG, pada tahun 2022, sekitar 75% dari perusahaan G250 telah menerbitkan laporan keberlanjutan. Sementara itu, baru-baru ini semua perusahaan publik di kawasan ini diwajibkan untuk memberikan laporan keberlanjutan. Hal ini mencerminkan perjalanan yang signifikan menuju transparansi dan akuntabilitas dalam praktik keberlanjutan perusahaan.
“Kewajiban mengungkap kinerja dalam Laporan Keberlanjutan semakin mendorong perusahaan untuk lebih transparan dan akuntabel dalam mengelola dampak sosial dan lingkungan,” ujar Ali.
Sementara itu, Ketua Dewan Pengawas NCCR, Prof. Bambang Brodjonegoro menyampaikan bahwa Laporan Keberlanjutan dapat memitigasi risiko lebih baik dan meningkatkan kepercayaan publik.
“Dunia saat ini semakin memprioritaskan bisnis dengan aksi dan tujuan yang jelas. Selain itu, laporan Morgan Stanley 2023 menunjukkan bahwa 85% pelanggan individu berminat dengan investasi keberlanjutan.”
Sejak 2005, NCCR, sebagai organisasi independen pertama yang mengembangkan Pelaporan Keberlanjutan di Indonesi secara rutin menggelar penilaian terhadap Laporan Keberlanjutan yang berfokus pada aspek transparansi dan kepatuhan sesuai kerangka yang ditetapkan oleh Global Reporting Initiative (GRI) dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) 16/2023.
Untuk meraih peringkat Platinum, perusahaan perlu memenuhi sejumlah persyaratan dalam penyusunan laporan, seperti Tipe 2 Assurance Engagement berdasarkan AA1000AS (2018) dan/atau ISAE3000, SDGs Compass, pengungkapan penuh untuk aspek energi dan emisi gas rumah kaca, serta menjalani proses wawancara.
Penilaian laporan dilakukan oleh 7 juri dan 20 asesor, yang memiliki kompetensi untuk melakukan audit terhadap Laporan Keberlanjutan dan spesialis tersertifikasi untuk Laporan Keberlanjutan. Proses evaluasi tahap akhir dilakukan dengan sesi wawancara dengan Direksi ITM yang telah dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober 2024.
Ketua Dewan Juri ASRRAT 2024, Veronica Saptarini, menyatakan setiap laporan yang diterima dari organisasi-organisasi tersebut telah dievaluasi secara saksama oleh para peninjau independen untuk menilai kepatuhan terhadap standar GRI dan peraturan SEOJK. Hasil evaluasi tersebut menjadi dasar bagi para juri dalam menentukan peringkat pelaporan keberlanjutan setiap organisasi.
“Pelaporan keberlanjutan telah berkembang signifikan menjadi alat penting untuk mengkomunikasikan upaya-upaya menuju pembangunan berkelanjutan. Hal ini memungkinkan organisasi untuk secara terbuka menumbuhkan budaya kepercayaan, transparansi, dan akuntabilitas,” kata Veronica.